PT. Data Center Indonesia (DCI) Buka Data Center ke-4 di Cibitung

0
8228

Jakarta, Komite.id – Penyedia data center, PT Data Center Indonesia, Tbk  (DCI) meresmikan gedung data center keempat (JK5) di area data center campus yang berlokasi di Cibitung. Gedung JK5 dengan kapasitas listrik sebesar 15MW ini menjadikan DCI memiliki total kapasitas sebesar 37 MW, yang diklaim menguasai pangsa pasar data center colocation di Indonesia.

“Gedung JK5 ini siap beroperasi dan kami hadirkan untuk melayani dan memenuhi kebutuhan pelanggan, terutama di tengah percepatan digitalisasi seperti sekarang ini,” ungkap CEO Data Center Indonesia,  Toto Sugiri di Jakarta, Kamis (27/5). Fasilitas JK5 melengkapi fasilitas data sebelumnya , yakni JK1, JK 2 dan JK 3 dengan status tier  keempat.

Kawasan industri MM2100 dipilih, karena memenuhi kreteria pembangunan fasilitas pusat data yakni dua station penyuplai listrik yang krusial. Suplay listrik ini memakai  energi gas yang ramah lingkungan. Fasilitas pusat  data itu juga dilengkapi dengan genset  agar aliran listrik tetap menyala. Selain itu, koneksi jaringan telekomunikasi pita lebar.

Hingga kini, tiga dari empat fasilitas PT DCI Indonesia sudah penuh terisi. Sementara fasilitas JK5 yang baru diresmikan dii kawasan industri MM2100 Cibitung,  sudah  terisi sepertiga. Menurutnya, ada potensi perusahaan bersiap membangun gedung fasiitas pusat data baru  memenuhi tren kenaikan permintan.

Menurut Riset Google, Temasek, and Bain & Company bertajuk e-Conomy SEA 2020 at Full Velocity: Resilient and Racing Ahead 2020, ekonomi digital di seluruh dunia semakin berkembang dan mengalami pertumbuhan 11 persen di tahun 2020 lalu.

Pertumbuhan digital adoption dan ekonomi digital di Indonesia menjadi peluang sekaligus tantangan bagi sektor dan infrastruktur digital, termasuk industri internet dan data center Industri data center merasakan permintaan pasar yang meningkat di tahun 2020 dan tren ini akan berlanjut di beberapa tahun ke depan.

Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2011 ini,  mengaku siap menghadapi permintaan pasar dengan menyediakan kapasitas tambahan sebesar 15 MW. Kenaikan permintaan pasar terbukti dengan tiga global cloud service providers yang masuk ke pasar Indonesia. Selain fokus dalam membangun infrastruktur data center secara berkelanjutan, DCI juga turut menghadirkan ekosistem data center lokal terlengkap di Indonesia.

Hingga saat ini, layanan DCI diklaim telah dipercaya perusahaan internasional maupun lokal, termasuk tiga cloud service providers global, tujuh platform e-commerce termasuk yang terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.

Selain itu mereka juga menyebut mendukung lebih dari 30 penyedia layanan telekomunikasi, 124 pelanggan dari industri keuangan (mencakup bank-bank ternama dari Amerika Serikat, Asia Tenggara dan Indonesia), serta lebih dari 100 pelanggan dari berbagai industri.

DCI menyebut ingin membawa industri data center Indonesia untuk selangkah lebih maju dalam menciptakan kualitas operasional data center terbaik dengan mempertahankan waktu uptime 100 persen. “Tingkat waktu uptime untuk Service Level Agreement (SLA) operations adalah 100%. Hal ini dapat kami capai lewat penerapan operational & service excellence yang selalu selangkah lebih maju dengan melakukan berbagai inovasi teknologi,” tambah Toto Sugiri.

Inovasi teknologi data center yang dilakukan DCI dengan mengimplementasikan teknologi Artificial Intelligence (AI) serta Internet of Things (IoT) sehingga tidak ada insiden yang mengganggu operasional infrastruktur IT perusahaan dan meningkatkan efisiensi energi di data center DCI.

Toto menambahkan, pasar data center hingga akhir 2020 diproyeksikan mencapai total kapasitas 72,5 MW dan menurut proyeksi Structure Research akan terus bertumbuh dengan CAGR sebesar 22,3% selama lima tahun ke depan. “Perseroan sebagai pemimpin data center nasional terus berkembang dengan positif dan terus merasakan pemrintaan yang kuat dari pelanggan lokal maupun pelaku bisnis global yang ingin memasuki pasar Indonesia,” ujar dia.

Hingga saat ini, DCI Indonesia telah menjadi mitra perusahaan internasional maupun lokal , termasuk tiga pemain bisnis komputasi awan global, 7 pemain platform e-dagang nasional baik yang berstatus unicorn maupun belum. Selain itu, DCI juga sudah bermitra  dengan 124 perusahaan jasa keuangan nasional dan multinasional , 30 penyedia layanan telekomunikasi, 124 pelanggan dari industri keuangan dan 100 perusahaan dari sektor lainnya.

Pentingnya Penempatan Data di Dalam Negeri

Sebelumnya, menurut Toto keamanan siber itu sebuah  keharusan, Jika perusahaan tidak investasi pada keamanan siber, risikonya bisa lebih besar ketika terjadi insiden siber. Toto juga  berharap  jika institusi atau lembaga  yang  memiliki  data esensial seperti pemerintahan, maka sebaiknya pusat datanya ditempatkan di Indonesia saja.

Dia mengatakan sektor pemerintah itu sangat  kritis lantaran data yang dimilikinya  berpotensi merugikan negara dalam volume besar jika pusat datanya terkena serangan siber. Selain itu, penempatan data yang esensial di dalam negeri juga penting. Apalagi,  pusat data lokal sekarang sudah punya confident level bahwa Indonesia juga sudah mampu mengelola pusat data dengan kualitas internasional.  “Pentingnya menaruh data di lokal itu adalah setidaknya mengikuti rambu-rambu regulasi yang ada di lokal. DCI pun, tahun ini juga sudah mulai menerima banyak pelanggan dari lokal,” katanya.

Saat ini, kesadaran bahwa pusat data lokal punya kualitas bagus mulai meningkat. Seiring dengan maraknya  insiden siber beberapa tahun belakangan seperti kebocoran data Tokopedia dan marketplace lainnya tampaknya membuat perusahaan lokal mulai mencari pusat data yang memiliki kualitas internasional, tetapi berada di dalam negeri

PT DCI,  sebagai perusahaan penyedia dan operator fasilitas pusat data,   diharapkan akan ikut berpartisipasi dalam perhelatan Satu Data Indonesia Web Summit 2021 yang diselenggarakan Asosiasi Big Data & AI (ABDI) selama dua hari yakni pada tanggal 6 Juli dan 8 Juli 2021 secara virtual di Jakarta.

Day 1 Satu Data Kependudukan Indonesia (SDPI) BRI eHall pada 6 Juli bertema Data Integrity, Inclusive and Governance.

Day 2 Digitalisasi Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) , ABDI eHall pada 8 Juli mengusung tema Digital Goverment (e-Goverment) Services for Economy Recovery.

Web Summit SDI yang diselenggarakan oleh ABDI ini merupakan ajang untuk mendukung percepatan Satu Data Indonesia yang mengatur tata kelola data pemerintah untuk menghasilkan data yang akurat, terverifikasi, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, dan dapat dibagikan. Seperti diketahui, Peraturan Presiden (Perpres) 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia telah diterbitkan. (red/MI)