Forum WSIS 2019 Apresiasi Ekosistem Digital dan Inisiatif TIK Indonesia

0
1647

Jenewa, Komite.id – Keunggulan ekonomi digital Indonesia menjadi perhatian peserta Forum Tahunan World Summit on the Information Society (WSIS). Dalam sesi High-Level Policy Panel WSIS 2019 bertajuk Ekonomi Digital dan Perdagangan.

Direktur Jenderal Pos dan Pemberdayaan Informatika (PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ahmad M. Ramli menyatakan Indonesia terus membangun eksositem digital dan mengukuhkan posisi sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

“Sebagai negara dengan target kontribusi GDP senilai USD 130 billion dari sektor ekonomi pada 2020 nanti, Indonesia terus membangun ekosistem digitalnya. Salah satunya adalah penyelesaian pembangunan Jaringan Tulang Punggung Berkapasitas Tinggi Nasional, Palapa Ring,” papar Ahmad Ramli, di di Centre International de Conférences Genève, Jenewa, Rabu Rabu (10/04/2019).

Menurut Dirjen Ahmad M. Ramli, ketersediaan jaringan infrastruktur Palapa Ring dapat melayani Internet berkecepatan tinggi di lebih dari 440 kota dan kabupaten. “Ditambah dengan jumlah pengguna Internet Indonesia yang kini telah berjumlah 150 juta orang, juga dapat mendorong inklusifitas dan adopsi sektor finansial dan pembayaran digital di Indonesia,” jelasnya.

Dalam membangun ekosistem digital, Ahmad M. Ramli menjelaskan pendekatan multistakeholder dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Program Nasional 1000 Startup, Next Indonesia Unicorn (Nexticorn), Go Online Program dan Digital Talent Scholarship.

Penghargaan WSIS 2019

Sehari sebelumnya, Selasa (9/4/2019) di lokasi yang sama, Indonesia merebut empat penghargaan Champion dari PBB. Setelah melalui kompetisi yang ketat, melibatkan 1062 inisiatif yang didaftarkan dari seluruh dunia melalui ajang WSIS Prizes, empat inisiatf Indonesia yaitu Data Bojonegoro (Relawan TIK Indonesia), Baktiku Pada Petani (Telkomsel), Baktiku Negeriku (Telkomsel) dan Saintif (Mahasiswa Universitas Diponegoro) memenangkan penghargaan.

“Data Bojonegoro” merupakan layanan data, informasi, jurnal kepustakaan online bagi masyarakat dan pengampu kebijakan di Bojonegoro. Sementara “Baktiku Pada Petani” adalah program peningkatan kapasitas petani dan pertanian dengan menggunakan platform digital.

Adapun “Baktiku Negeriku” adalah program yang mendorong pemberdayaan komunitas rural dengan pendekatan berbasis teknologi informasi. Sedangkan “Saintif” adalah media online edukasi dan pengetahuan karya mahasiswa Universitas Diponegoro yang dibangun secara swadaya.

Anugerah bagi pemenang berlangsung pada hari Selasa (9/4/2019) dan diberikan langsung oleh Sekretaris Jenderal International Telecommunication Union (ITU), Houlin Zhao. Kali ini terdapat 72 insiatif/karya pilihan dari berbagai negara dunia.

Penerima Champion WSIS Prizes dari Indonesia didamping khusus oleh Dirjen PPI Ahmad M. Ramli bersama dengan Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO dan oganisasi internasional lainnya di Jenewa, Duta Besar Hasan Kleib beserta Delegasi RI.

Kompetisi WSIS Prizes adalah ajang tahunan yang mengundang seluruh pemangku kepentingan bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dari berbagai negara di dunia untuk menyampaikan inisiatif karya yang terbagi atas 18 kategori.

Penghargaan tersebut mengumpulkan dan mengevaluasi usulan dari seluruh dunia mengenai aktivitas industri TIK, baik perangkat keras, jaringan, dan aplikasi melalui proses seleksi yang sangat ketat oleh ITU yang merupakan badan tertinggi PBB pada bidang teknologi dan informasi. (*/WS)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.