Kita sangat paham bahwa Indonesia sekarang memang di tuntut oleh negara-negara lain untuk mencapai suatu literasi digitalisasi dalam berbagai aspek pemerintahan karena kemajuan teknologi memang mendukung hal tersebut.

Keynote Speaker Wakil Kepala Komjen Pol. Drs. Suntana, M.Si, dalam Websummit Satu Data Indonesia 2023 dan eGOV 2023 dengan tema ‘Building Holistic, Integrity, Integrated, Secure & Trusted Data’, Selasa (04/07/2023)

Komjen Pol. Drs. Suntana menegaskan, “kalau negara kita mau maju 2045, kita harus memulai dengan Digitalisasi dan kita sudah mulai sekarang, Presiden sudah menentukan bahwa Indonesia harus punya Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, the questionnya apakah kita mampu untuk tidak, pertanyaannya itu yang menjadi tanggung jawab kita semua.”

Kemajuan teknologi ini intinya hanya satu dalam literelisasi yaitu kemudahan. Konvergensi pertukaran data satu dengan yang lain yang memungkinkan saat kita mencari data tidak disulitkan tetapi jadi lebih mudah dibandingkan beberapa tahun yang lalu.

Masalah yang harus kita ketahui, Apakah tidak ada kemungkinan terjadi ancaman atau pemanfaatan oleh kelompok dan orang tertentu terhadap data tersebut?

Dalam SPBE, BSSN sendiri bertanggung jawab terhadap security dalam SPBU. Bagi kita semua yang nantinya berinvestasi, berimprovisasi untuk membuat literasi sistem digital di departemen masing-masing juga harus mengeluarkan investasi dalam membangun sistem keamanan dan jangan sampai mengabaikan sistem keamanan.

Presiden pernah mengingatkan bahawa, kebocoran serangan cyber ini bisa mengakibatkan kerugian sebanyak 5 trilliun dollar. Dalam beberapa kesempatan pidato pun, Presiden mengatakan bahwa kita harus siaga menghadapai ancaman kejahatan siber, termasuk kejahatan penyalahgunaan data karena data adalah kekayaan baru bagi bangsa Indonesia dan lebih berharga daripada minyak. harta bukan minyak lagi yang utama, tapi Big Data.

Sesuai dengan Perpres no 28 Tahun 2021 tentang BSSN bahwa, tugas BSSN adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keamanan siber dan sandi untuk membantu Presiden dalam menyelenggrakan pemerintahan.

Waka BSSN Suntana menerangkan bahwa, BSSN melalui 3 proses, yaitu:

  1. Melalui orang-orangnya; orang-orang yang bertugas dibidang keamanan atau dibidang literasi data ini harus dipastikan memiliki kemampuan, paham tentang bagaimana permainan ini. Bukan hanya paham dan pintar, tetapi juga harus mempunyai kemandirian bahwa negara ini harus dijaga datanya jangan sampai bocor. Data yang bersifat pribadi, keuangan, kesehatan bisa terbuka dalam sistem data tersebut apabila staf-staf tidak punya komitmen yang kuat dalam kemandirian.
  2. Melalui proses, BSSN telah melalukan berbagai hal, seperti setiap hari ada yang memonitoring Nasional Security karena setiap hari terjadi hampir sekitar satu jutaan anomali trafik lalu lalang di Negera kita yang berasal dari dalam dan luar negeri.

Melalui teknologi, BSSN melakukan pembangunan CSIRT dan memperkuat security system.

Dari anomali trafik tersebut dapat diterlihat yang bersifat malware, bersifat serangan atau yang coba-coba, BSSN bisa mengetahui bahkan jika ada yang mengirim hacker. Dan tugas BSSN setelah dapat indifikasi adalah melakukan notifigasi kepada departemen instansi yang memang terkena serangan. BSSN punya kewajiban untuk itu.

Dari 131 target, kita sudah membuat security system di 120 departemen pusat maupun pemerintah, kita harus yakinkan bahwa tidak ada serangan ditempat itu, dan itu bukan hanya sekali karena kadang-kadang terjadi ketelodoran operator, kita terus memantau, sehingga seringnya terjadi komunikasi, kita jadi lebih mudah dalam menanggapi respon bila terjadi sesuatu” ucap Komjen Pol. Drs. Suntana.

Maka dari itu, mari kita pikirkan agar bagaimana Satu Data Indonesia bisa asli datanya, terlindung, tidak diambil orang, tidak terpisah-pisah, diduplikasi dan lain-lain.

“jadi saya ingatkan, mari peduli terhadap keamanan security digital yang kita miliki, yakinkan personil kita di sana bisa dipercaya, gunakan sistem-sistem yang bagus karena tidak semua orang bisa masuk ke ruang digital yang dimiliki oleh departemen, hanya orang-orang yang ditunjuk yang punya kemampuan kompetensi, karena tidak boleh tempat tersebut dijadikan untuk tempat minum dan ngobrol untuk semua orang”. Jelasnya.

Tantangan dan Urgensi Keamanan SDI dan SPBE

  1. Integrity dan Authentication ; layanan SPBE dan implementasi SDI membutuhkan keutuhan dan keaslian data/informasi yang tinggi dengan tantangannya adalah menghadapi kerawanan/serangan modifikasi dan perubahan data.
  2. Sebagian besar layanan SPBE dan implementasi SDI mengelola data/informasi yang berklasifikasi rahasia/strategis, selain itu kondisi saat ini terdapat banyak aplikasi yang dimiliki oleh instansi pemerintah sehingga terjadinya duplikasi data. Tantangannya adalah memastikan tidak terjadi insiden kebocoran data dalam aplikasi SPBE dengan kondisi banyak data yang tersebar pada setiap aplikasi dan infrastruktur SPBE.
  3. Layanan SPBE dan implemenyasi SDI menurut kebutuhan sistem dapat selalu di akses kaoanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun. Tantangannya adalah memastikan tidak terjadi kehilangan dan keruskan data meskipun jika terjadi insiden.

Integrase keamanan data dan big data analytics bukanlah tugas yang mudah, tetapi hal ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara pemanfaatan data yang efektif dan perlindungan ancaman terhadap keamanan data/siber.

Lebih lanjut Wakil Kepala BSSN, Komisaris Jenderal Polisi Suntana menjelaskan bahwa dalam mendukung program Satu Data Indonesia dan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, big data dan keamanan sistem informasi menjadi sangat penting. Integrasi keamanan data dan big data analytics bukanlah tugas yang mudah, namun hal ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara pemanfaatan data yang efektif dan perlindungan terhadap ancaman terhadap keamanan data/siber.

“Kalau literasi digitalisasi kita sudah bagus, yang paling penting bagi Indonesia adalah mempermudah investasi untuk bangsa Indonesia,” kata Komjen Pol Suntana.

Orang-orang akan datang ke Indonesia untuk menginvestasikan karena datanya mudah diakses, kelayanan digitalnya lebih mudah dan lain-lain. Sehingga  dengan demikian akan banyak investasi yang masuk ke Indonesia maka akan makin banyak pula lapangan pekerjaan yang akan diberikan kepada generasi penerus bangsa Indonesia.

Sesuai dengan yang disampaikan pemerintah, 2045 Indonesia akan menjadi negara terbesar ke empat di dunia dan kita semua diberikan umur panjang untuk menikmati masa tersebut, kita harus berjuang bersama dalam mempersiapkan Indonesia yang semakin hebat di masa depan

“tidak semua orang suka dengan kesuksesan kita, berarti tidak semua negara juga suka dengan negara kita.” Tutup Komjen Pol. Drs Suntana.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.