Terima Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia, Ketua MPR RI Bamsoet Ajak Pererat Persatuan dan Kesatuan Bangsa

0
823
Potret Ketum PSMTI Wilianto Tanta saat menyerahkan Surat Keputusan Pelantikan Dewan Kepengurusan PSMTI Pusat masa bakti 2022-2026 kepada Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Kamis (13/10). Dok. PSMTI/Firli

Jakarta, Komite.id – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo bersama Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) akan menyelenggarakan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, pada November 2022. Komitmen kebangsaan warga keturunan Tionghoa dalam NKRI tidak perlu diragukan.

Bahkan sejak perjuangan kemerdekaan, warga Tionghoa telah turut andil berjuang bersama berbagai elemen bangsa lainnya. Tidak heran jika dalam daftar pahlawan Indonesia, terdapat warga keturunan Tionghoa. Antara lain seperti Tjia Giok Thwam, Lie Eng Hok, Ferry Sie King Lien, Liem Koen Hian, dan John Lie.

Potret (Ki-ka) Sudiono Chung, Ricky Sumarlin, Teguh Prayetno, Teguh Kinarto, Wilianto Tanta, Henry Husada, Rudi Rusdiah, dan Johnny Situwanda saat menyerahkan Plakat kepada Ketua MPR RI Bamsoet. Dok. MPR RI

“PSMTI merupakan organisasi kemasyarakatan suku Tionghoa warga Negara Kesatuan Republik Indonesia tingkat nasional yang berdiri sejak 28 September 1998, yang telah tersebar di 31 Provinsi serta 300 kota/kabupaten se-Indonesia. Keberadaannya terbukti telah berkontribusi dalam menjaga persatuan dan kerukunan bangsa Indonesia,” ucap Bamsoet usai menerima pengurus PSMTI, di Jakarta,(13/10).

Dalam kunjungan tersebut, Ketum PSMTI Wilianto Tanta didampingi rombongan pengurus PSMTI di antaranya Dewan Penasihat PSMTI, Ricky Sumarlin ; Wakil Ketua Umum (WKU) Koordinator Wilayah (Korwil) Jawa Tengah – DIY – Jawa Timur, Teguh Kinarto; WKU Korwil Jabar – DKI – Banten, Henry Husada; WKU Korwil Jawa Barat – DKI Jakarta Darius Prawiso; WKU Dept. Humas & Media, Dr Rudi Rusdiah, MA., yang juga anggota Kadin Hubungan Polhukam dengan Bamsoet sebagai Ketua Badan; WKU Dept. Kaderisasasi, Johnny Situwanda, S.H.,M.H.; Wasekum Sudiono Chung dan Teguh Prayetno; serta Ganitra Tee (Putra Teguh Kinarto).

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, para pendiri bangsa yang tergabung dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) maupun Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), terdiri dari beragam etnis dan agama.

 

Potret Sudiono Chung, Rudi Rusdiah, Johnny Situwanda, Teguh Prayetno, Henry Husada, Bambang Soesatyo, Wilianto Tanta, Ricky Sumarlin, Teguh kinarto dan Ganitra Tee. Dok. MPR RI

BPUPKI yang dibentuk pada 1 Maret 1945, terdiri dari 63 anggota yang berasal dari 40 orang etnis Jawa, 7 orang Sunda, 4 orang Tionghoa, 3 orang Padang, 2 orang Madura, 1 orang Batak, 1 orang Indo-Belanda, 1 orang Arab, 1 orang Banten, 1 orang Lampung, 1 orang Ambon, dan 1 orang Minahasa.

“Dari segi pemeluk agama, 55 orang muslim, 8 orang non-muslim yang terdiri dari Tionghoa, Budha, dan Kristen. Merekalah yang turut melahirkan Pancasila, pada 1 Juni 1945,” jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia juga mengingatkan, dalam menyambut Pemilu dan Pilkada Serentak 2024, PSMTI harus menjadi kekuatan sosial bangsa Indonesia yang membantu pemerintah menciptakan kondusifitas sosial masyarakat. Sehingga Pemilu dan Pilkada sebagai pesta demokrasi rakyat untuk memilih pemimpin, tidak boleh lagi disalahgunakan menjadi ajang memecah belah bangsa.

“Sekaligus memetakan berbagai potensi konflik maupun kerawanan di berbagai daerah dalam menghadapi Pemilu dan Pilkada Serentak 2024. Mengingat gesekan maupun konflik horizontal mungkin saja tidak terhindarkan, karena itu kita harus antisipasi sedini mungkin,” tutur Bamsoet.

 

Henry Husada memberikan lukisan seekor macam kepada Bambang Soesatyo.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.