Diskusi Intensif Dukcapil dan Cybernetica Bahas Identitas Digital

0
1187
Audiensi tim PT Micronics Internusa bersama Cybernetica dengan Dirjen Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh beserta jajaran, di kantor Dukcapil, Jakarta, (09/09). Dok. Komite.id

“Estonia menjadi salah satu contoh tempat penerapan Single Sign-On (SSO) dalam pelayanan publik. Melalui SSO, masyarakat tidak perlu mengingat banyak nomor identitas…”

Jakarta, Komite.id – Perubahan teknologi digital yang semakin massif tentu beriringan dengan rawannya serangan siber atau pencurian data. Dalam hal ini, Estonia dijuluki sebagai masyarakat paling digital di dunia. Betapa tidak, saat ini 5,9 persen ekonomi Estonia berasal dari industri digital.

Namun di luar hitung-hitungan ekonomi tersebut, digitalisasi yang dilakukan Estonia membawa manfaat lain. Utamanya adalah peningkatan efisiensi birokrasi, yang kemudian berefek pada peningkatan kualitas demokrasi.

Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh pun merasa tidak asing dengan Estonia. Sebab dirinya pernah mengunjungi negara pecahan Rusia di kawasan Baltik, Eropa Utara itu.

Dirjen Zudan sangat menyambut baik kunjungan tim pakar cybersecurity, interoperabilitas, R&D serta Digital ID dari Cybernetica, Estonia, di kantornya, Jakarta, (08/9/2022).

Potret Dirjen Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh, bersama Ketua ABDI dan Direktur PT Micronics Internusa Rudi Rusdiah, Kepala Teknologi Digital ID di Cybernetica, Michael Buckland, saat membahas digital identity di Kantor Dukcapil, Jakarta, Kamis (09/09). Dok. Komite.id

Kunjungan itu dihadiri oleh Kepala Teknologi Digital ID di Cybernetica, Michael Buckland. Kemudian Kepala Penjualan dan Kerja Sama Teknologi Digital ID Cybernetica, Marika Popp, serta Product Manager Digital ID Cybernetica, Aivo Kalu dan didampingi Chairman Asosiasi Big Data & Artificial Intelligence (ABDI) sekaligus Direktur PT Micronics Internusa Rudi Rusdiah sebagai mitra dari Cybernetica.

Zudan menyebutkan, Estonia memiliki sistem yang menjadi impian banyak negara, yakni digitalisasi seluruh aspek birokrasi.

“Estonia menjadi salah satu contoh tempat penerapan Single Sign-On (SSO) dalam pelayanan publik. Melalui SSO, masyarakat tidak perlu mengingat banyak nomor identitas. Cukup dengan satu data kredensial dengan proses otentikasi satu kali untuk seluruh pelayanan publik,” kata Dirjen Zudan, dalam keterangan tertulis di laman Dukcapil, dikutip Senin (12/09).

Indonesia, lanjut Zudan, sedang menuju single identity number sebagai nomor identitas tunggal bagi setiap penduduk, melalui pemanfaatan Nomor Induk Kependudukan (NIK). “Sebanyak 5.361 lembaga telah memanfaatkan data NIK sebagai integrator dan verifikator data untuk semua pelayanan publik,” jelas Dirjen Zudan.

Namun, imbuh Zudan, Indonesia memiliki tantangan yang jauh lebih kompleks dibanding Estonia. Sebab, diferensiasi antarwilayah yang sangat besar.

“Karena itu Dukcapil ingin banyak belajar dari negara Estonia, misalnya soal keamanan siber serta penerapan identitas kependudukan digital yang secara bertahap sudah kita terapkan di seluruh Indonesia,” tutur Dirjen Zudan.

Pada kesempatan yang sama, Michael Buckland menjelaskan, Estonia menjadi negara yang paling maju dalam menggunakan aplikasi internet dalam memberikan layanan publik kepada penduduknya. “Bahkan, pada tahun 2005 Estonia menjadi negara pertama di dunia yang menggunakan aplikasi teknologi informasi untuk pemilihan umum,” pungkasnya.

Selanjutnya Marika Popp menyampaikan, sejak lepas dari cengkeraman Uni Sovyet pada 20 Agustus 1991, Estonia menjadi pionir dalam pengembangan teknologi informasi di Eropa.

“Kami telah menerapkan e-governance sejak tahun 1997. Kemudian, disusul dengan program-program berbasis teknologi digital lainnya yang diluncurkan dari tahun ke tahun. Seperti, e-Tax, X-Road, e-Voting, Digital ID, e-Health, dan lainnya,” terang Marika.

Sementara Aivo Kalu menambahkan, bagian penting dari digitalisasi Estonia ini adalah software yang disebut X-Road. “Ini adalah data exchange system sebagai network yang menghubungkan database dari berbagai instansi,” jelasnya.

Untuk menjamin keamanannya, jelas Aivo, data yang keluar dan masuk akan dienkripsi dengan algoritma matematis serta dilindungi tanda tangan digital.

Dirjen Zudan menjelaskan Dukcapil sangat berkepentingan mengambil saripati berbagai praktik baik dalam perkembangan terbaru teknologi digital dari Estonia, terutama dari sektor privat, Cybernetica.

Di akhir pertemuan, Dirjen Zudan mempersilahkan tim Cybernetica datang kembali di tahun depan. “Silakan datang kembali ke sini tahun depan untuk menjalin strategic partnership yang akan banyak membawa lompatan besar bagi Dukcapil. Sehingga masyarakat makin bahagia dan bangga dengan pelayanan adminduk yang semakin maju dari Dukcapil,” tutup Dirjen Zudan.