Perdana, Musk Bertemu Karyawan Twitter Begini Bahasannya

0
1150
Gambar dari pixabay.com

Musk mengatakan bahwa dirinya terbuka untuk karyawan yang bekerja dari jarak jauh mengingat pekerjaan mengembangkan perangkat lunak berbeda dengan pembuat mobil yang setiap hari harus berada di dalam kantor.

Jakarta, Komite.id – Twitter secara resmi telah dimiliki Elon Musk dalam kesepakatan senilai $44 miliar. Sebagai seorang pemilik pada Kamis (16/06) waktu setempat (Amerika Serikat), Elon Musk mengunjungi karyawan Twitter sebanyak 8.000 pertama kalinya.

Dalam kunjungan tersebut, orang terkaya di dunia itu memulai pertemuan pertama kali dengan karyawannya sejak pemberitaannya membeli saham Twitter pada April lalu. Elon menjelaskan rencananya bahwa, “Saya ingin Twitter berkontribusi pada peradaban yang lebih baik dan bertahan lama di mana kita lebih memahami sifat realitas,” kata Musk dalam pertemuan tersebut, mengutip The New York Times, Jumat (17/06).

Pria berusia 50 tahun itu menambahkan bahwa dia berharap layanan itu dapat membantu umat manusia untuk lebih memahami sifat alam semesta, sebanyak mungkin.

Pertemuan tersebut, Musk membahas mengenai komentar terbaru mengenai WFH (Work From Home), strategi ke depan untuk Twitter dan kebijakan berlangganan juga iklan. Dia menjelaskan kepada karyawan bahwa dia memiliki ambisi besar. Melansir Wall Street Journal, sejak pemberitaan pertemuan Musk dan karyawan Twitter, saham Twitter naik 5 persen.

Dalam kesempatan yang sama, pertemuan tersebut dimoderatori Chief Marketing Officer (CMO) Twitter, Leslie Berland, Musk mengatakan dirinya berharap dapat memperluas layanan ke lebih dari satu miliar pengguna di seluruh dunia. Hal itu akan menjadi hampir empat kali lipat jumlah pengguna saat ini.

Seperti yang diketahui, belum lama ini beredar informasi mengenai email Musk mengirim email mengenai bekerja dari kantor. Pasalnya email tersebut diberikan kepada para karyawannya di SpaceX dan Tesla. Terkait hal tersebut, Musk berharap agar para karyawan lebih banyak bekerja dari kantor.

Namun, Musk menetapkan bahwa bagi karyawan yang bekerja dari jarak jauh, maka minimal bekerja 40 jam selama sepekan dan bagi pekerja yang tidak sanggup maka dapat meninggalkan perusahaan tersebut.

Dikarenakan sebagian besar karyawan Twitter telah bekerja dari jarak jauh selama masa pandemi COVID-19, Musk mengatakan bahwa dirinya terbuka untuk karyawan yang bekerja dari jarak jauh mengingat pekerjaan mengembangkan perangkat lunak berbeda dengan pembuat mobil yang setiap hari harus berada di dalam kantor.

Musk menegaskan bahwa kurangnya partisipasi di kantor dapat berkontribusi pada “esprit de corps” (semangat kesatuan) yang semakin berkurang dan dirinya berharap orang-orang akan bersedia untuk pergi ke kantor lebih banyak di masa depan.