Inilah Tantangan Media Di Era Digital

0
1653
Potret narasumber yang menghadiri webinar Independent Media Accelerator, tentang “Tantangan Transformasi Digital Media,” Senin, (28/02).

Dari situlah kami akan berusaha untuk sama-sama membuat ekosistem dalam media yang sehat, bukan hanya kontennya tetapi juga sehat dalam bisnisnya,”

JAKARTA, Komite.id – Berbicara mengenai transformasi digital, maka tak jauh dari pembahasan adaptasi teknologi dan pengelolaan bisnis yang tepat agar bisa bertahan sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Dalam hal ini media massa tentunya dituntut berinovasi melakukan transformasi digital untuk menjaga keberlanjutan bisnisnya.

Seperti yang diketahui, penggunaan teknologi digital nyatanya dapat berpengaruh pada perubahan cara bisnis dan layanan suatu media kepada audiens. Disini, media juga dituntut untuk memahami kebutuhan pasar dengan memproduksi berita sesuai dengan target pasar dan platform media.

Adanya perubahan ini membutuhkan sebuah kreativitas serta inovasi dalam menciptakan konten. Selain itu, diperlukan kemudahan distribusi akses ke berbagai platform media sosial. Di samping itu, hal yang perlu dipikirkan ialah bagaimana mempertahankan kualitas jurnalisme yang esensinya untuk melayani publik.

Dalam webinar Independent Media Accelerator, tentang “Tantangan Transformasi Digital Media,” turut hadir beberapa narasumber, seperti CEO Info Media Digital/Tempo Wahyu Dhyatmika, News Partner Manager Google Ivan Tanggono, Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis dan Ketua Dept. Dana Usaha Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Erik Somba dengan penanggap Co Founder Kok Bisa Ketut Yoga Yudistira, dan Jurnalis Penggiat Teknologi dan Founder Binocular Atmadji Sapto Anggoro.

CEO Info Media Digital/Tempo Wahyu Dhyatmika mengatakan bahwa transformasi digital selalu membicarakan tiga aspek, antara lain konten, teknologi serta bisnis.

“Transformasi digital itu ada tiga aspek, pertama selalu berbicara tentang konten. Selanjutnya yang tidak kalah penting pada teknologinya. Bagaimana kita beradaptasi menyiapkan infrastruktur untuk transformasi digital dari aspek teknologi,” kata Wahyu, dalam webinar tersebut, Senin (28/02).

Selanjutnya pada aspek bisnis, bagaimana sebuah media konvensional atau media tradisional bisa bertahan melakukan transformasi digital. Sehingga tantangannya pada saat ini bagaimana mencari model bisnis yang tepat lantaran digital platform memiliki variasi-variasi yang sangat banyak terkait revenue stream dan bisnis model.

“Jadi perlu diperhatikan kejelian dalam memilih segmen audiens dan kemudian menciptakan model bisnis yang sesuai dengan segmen audiens produk yang disukai,” tambahnya.

Situasi inilah yang memungkinkan media tidak hanya memiliki satu model bisnis dan produk. Tempo sendiri melakukan subscription, membership, advertiser dan Pendidikan di Tempo institute. Selain itu juga terdapat model bisnis data dan research. Oleh karenanya, setiap bagian produk bisnis memiliki hitungan yang berbeda.

Sementara itu, dikatakan oleh Ketua Dept. Dana Usaha Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Erik Somba untuk mengatasi tantangan transformasi digital saat ini, dibutuhkan kolaborasi antar media. “Karena secara persaingan itu luar biasa, tapi di AMSI bahwa semangatnya bukan persaingan melainkan kolaborasi antar satu dengan yang lain. Jadi antara media yang dealing depan yang sudah punya knowledge public bagus itu ditugaskan mengajari usaha-usaha Media rintisan. Dari situlah kami akan berusaha untuk sama-sama membuat ekosistem dalam media yang sehat, bukan hanya kontennya tetapi juga sehat dalam bisnisnya,” tutur Erik Somba.

Selanjutnya, pada transformasi digital yang dilakukan IDN Times, sebagai Pemimpin Redaksi, Uni Lubis menerangkan bahwa IDN Media telah menyiapkan ekosistem platform digital guna mendukung bisnis media, seperti IDN Ads diluncurkan pada Juni 2020. Selain menyajikan news, IDN Ads juga menyajikan kuis, tanya jawab dan live streaming.

Tak hanya itu, juga terdapat platform cooking yang dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses resep premium. Di samping itu juga terdapat IDN Pictures menyajikan film, yang nantinya akan ada webseries. Perkembangan ini dilakukan IDN Times lantaran adanya dukungan SDM milenial yang kreatif dalam menyajikan serta mendistribusi konten.

“Jadi revenuenya datang dari berbagai sumber. Sehingga bisnis model media tidak bisa hanya mengandalkan satu sistem revenue,” pungkas Uni.

 

 

 

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.