ABDI Dorong Pemanfaatan AI di Era Digitalisasi, Simak Informasi selengkapnya di Podcast Jumat Curhat Online

0
790
Potret Ketua Umum ABDI Rudi Rusdiah saat menjadi narasumber dalam acara Podcast Jumat Curhat Online yang diselenggarakan oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, di Gedung Mabes Polri Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jaksel (24/03/23)/ Dok. Komite.id/Firli A

 

Jakarta, Komite.id – Kemajuan teknologi saat ini tentu memberikan banyak manfaat dalam kehidupan manusia. Dari masa ke masa, teknologi terus berevolusi dan memengaruhi berbagai aktivitas sosial masyarakat, mulai dari kegiatan belajar-mengajar, bekerja, bertransaksi, bermain dan lain sebagainya.

Dalam hal ini, keamanan siber menjadi fokus perhatian publik. Dimana penggunaan data pribadi menjadi syarat untuk dapat mengakses platform digital. Sehingga, data pribadi masyarakat banyak bertebaran di ruang digital. Tentunya hal ini memudahkan penjahat maya untuk melakukan aksi kejahatan.

Menyikapi situasi tersebut, pemerintah membentuk sejumlah lembaga terkait keamanan siber untuk menciptakan lingkungan siber yang aman, strategis dan tepercaya. Salah satunya Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri. Di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Polisi Adi Vivid Agustiadi Bachtiar, sebagai Direktur Tindak Pidana Siber,  Dittipidsiber dibentuk untuk melakukan penegakkan hukum terhadap kejahatan siber.

Sebagai salah satu bentuk perwujudan mencegah kejahatan siber, Dittipidsiber menggelar Podcast Jumat Curhat Online dengan tema yang membahas tentang “Ada Apa dengan AI?”. Ketua Umum Asosiasi Big Data dan Artificial Intelligence (ABDI) Rudi Rusdiah, berkesempatan menjadi narasumber dalam Podcast tersebut yang dilaksanakan Gedung Mabes Polri, Trunojoyo, Jakarta Selatan (24/03/23).

Dalam hal ini, podcast menjadi wadah untuk memudahkan masyarakat menyampaikan aduan mengenai kejahatan siber yang dialami sekaligus memberikan edukasi terhadap bahayanya ancaman siber.

Sebagai informasi, Dittipidsiber menangani dua kelompok kejahatan, yaitu computer crime dan computer-related crime. Berdasarkan laman meski Patrolisiber.id, Computer crime adalah kelompok kejahatan siber yang menggunakan komputer sebagai alat utama, sedangkan Computer-related crime adalah kejahatan siber yang menggunakan komputer sebagai alat bantu. 

Podcast yang mengupas tuntas pembahasan mengenai Keamanan Siber di Ruang Digital ini dipandu oleh Kanit Jehan sebagai host dalam kegiatan yang berlangsung hangat dan penuh canda tawa.

Kemajuan teknologi saat ini bukan sekadar memudahkan tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai alat mencerdaskan masyarakat. Sebelumnya, untuk mencari referensi maka kita perlu ke perpustakaan meminjam beberapa buku, namun kini cukup dengan telepon genggam kita sudah bisa mengetahui banyak hal sekaligus dalam satu hari.

Berbicara mengenai teknologi, Artificial Intelligence menjadi salah satu teknologi yang telah banyak memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya produktivitas yang meningkat, efisiensi waktu, meminimalisir kesalahan manusia (human error) dan lain sebagainya.

Pada dasarnya, istilah kecerdasan buatan ini muncul sejak 1956. Meski begitu, perkembangan AI melesat begitu cepat di era digital saat ini. Pun selain menghadirkan banyak manfaat, AI juga memiliki sisi negatif, seperti meningkatnya jumlah pengangguran, deepfake, pelanggaran privasi dan masih banyak lagi. 

Potret Ketua Umum ABDI Rudi Rusdiah bersama Kepala Sub-Direktorat (Kasubdit) 1 Dittipidsiber Bareskrim Polri Kombes Reinhard Hutagaol beserta jajaran staff Dittipidsiber, di Ruang Dittipidsiber, Mabes Polri, Jakarta, (24/03/23)

“Jadi semua teknologi itu, bahkan pisau pun memiliki dua sisi, ada sisi manfaat dan mudaratnya. Sama juga dengan AI, ada yang bisa bermanfaat dan sebaliknya tergantung pengendalinya siapa, jika jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab maka bisa menimbulkan bahaya,” tutur Rudi Rusdiah, dalam podcast Jumat Curhat Online, (24/03/23).

Tanpa disadari, AI berperan dalam membatu berbagai aktivitas manusia dan memberikan kemudahan di segala aspek kehidupan. Dengan banyaknya kemudahan yang ditawarkan teknologi tersebut, nyatanya hal ini juga mengintimidasi banyak orang. Sebab, penerapan AI, dapat menggeser manusia pada beberapa bidang tertentu.

“AI seharusnya dirancang untuk melengkapi atau meningkat kinerja manusia. Pada saat tertentu, beberapa pekerjaan akan tergantikan oleh AI namun terdapat juga beberapa pekerjaan yang muncul seperti penerjemah dan segala pekerjaan yang dapat dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat dengan mudah tergantikan,” lanjutnya.

Lebih jauh, Rudi menambahkan bahwa, di era teknologi AI saat ini, baik pemerintah, stakeholder dan masyarakat berperan penting dalam memerangi kejahatan siber, sehingga kita semua perlu ikut berpartisipasi dalam menerapkan teknologi AI ke arah yang lebih bermanfaat.

“Kita semua harus ikut berpartisipasi supaya hadirnya teknologi AI bisa lebih bermanfaat dan penting untuk meningkatkan literasi. Kita juga perlu lebih hati-hati karena AI bisa digunakan untuk deepfake dan penipuan lainnya. Juga ke depan, kita harus lebih pandai dalam memilah-memilah berita yang ada,” imbuh Rudi.

Dalam kesempatan tersebut, Kanit Jehan menyampaikan bahwa dari banyaknya manfaat yang diberikan teknologi AI, juga perlu diimbangi dengan pengawasan. “AI yang sangat memberikan manfaat bagi manusia, itu juga perlu diimbangi dengan pengawasan yang seimbang. Jika kita penggunaannya tinggi maka pengawasannya juga harus tinggi sesuai dengan penggunaannya,” kata Jehan.

Bagi Anda yang ingin menyaksikan videonya secara langsung, dapat klik link ini https://youtube.com/live/tuyXNlTt1FA?feature=share

 

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.