Asosiasi Proteksi Energi: Bisnis Ketenagalistrikan untuk Akselerasi Transisi Energi

0
810
Dok. Asosiasi Proteksi Energi

 

 Jakarta, Komite.id – Asosiasi Pengelolaan Risiko Terintegrasi Energi Kelistrikan yang dikenal dengan Asosiasi Proteksi Energi menyelenggarakan kegiatan Business and Risk Perspective on Energy Transformation Talk 2023 pada (01/03), di Hotel Westin, Jakarta. Dengan mengangkat tema Opportunities and Risks Pada Transformasi Usaha Ketenagalistrikan Menghadapi Perubahan Kesadaran Menuju Industri yang Ramah Lingkungan.

Skenario transisi energi menuju net zero emission tahun 2060 yang akan bertumpu pada pembangkitan listrik energi terbarukan akan membawa perubahan besar dalam ketenagalistrikan, dan listrik akan menjadi pusat daripada transisi tersebut.

Komitmen Indonesia menargetkan untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060 dengan catatan adanya dukungan dari internasional untuk pendanaan, teknologi dan tidak mengganggu availability serta affordability.

Transisi energi yang berkelanjutan tak terelakkan saat ini, hampir semua negara sudah memulai transisi energi hijau dengan secara bertahap mengurangi energi fosil sehingga untuk menghadirkan energi bersih dalam rangka terciptanya kemandirian energi nasional, dibutuhkan sumber energi lokal terutama energi yang terbarukan. Transisi energi harus terus berjalan meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi di masa mendatang.

Dalam sambutannya, Bima Putrajaya, Ketua Asosiasi Proteksi Energi, menyatakan bahwa perkembangan transisi energi ini diiringi dengan transformasi digital di ketenagalistrikan.

“Dalam memasuki era grid edge diperlukan adaptasi skema bisnis kelistrikan harus sesuai dengan perkembangan teknologi baik dari segi tantangan maupun peluang yang akan dihadapi. Pertumbuhan konsumsi listrik mengalami pertumbuhan,” tutur Bima, dalam keterangan resminya kepada Komite.id, yang diterima Jumat (03/03)

Sementara itu, Hartanto Wibowo, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT PLN (Persero) sebagai keynote speaker pada acara ini menjelaskan bahwa dengan mengangkat tema “Opportunities and Risks Pada Transformasi Usaha Ketenagalistrikan Menghadapi Perubahan Kesadaran Menuju Industri yang Ramah Lingkungan” memiliki relevansi dengan isu global dan kebijakan pemerintah saat ini untuk mewujudkan energi hijau yang berkelanjutan.

“Business and Risk Perspective on Energy Transformation Talk 2023 menjadi forum diskusi yang sangat penting karena akan membahas dan saling berbagi pengalaman dalam hal – hal yang berkaitan dengan kerangka kebijakan yang attractive terhadap isu global, serta komitmen pada transformasi usaha ketenagalistrikan,” kata Wibowo.

Kegiatan ini akan dihadiri oleh para ahli dan praktisi ketenagalistrikan. Pembicara yang akan hadir di antaranya Jisman Hutajulu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Susilo Widhyantoro, Direktur Pengawasan Badan Usaha Energi dan Pertambangan BPKP, Gong Matua Hasibuan, Kepala Satuan Manajemen Risiko PT PLN (Persero), Wiluyo Kusdwiharto, Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) yang juga menjabat sebagai Ketua METI, Edwin Nugraha, Dirut PT PLN Indonesia Power, Arthur Simatupang, Ketua APLSI, dan masih banyak lagi pembicara yang hadir.

Di akhir, Bima Putrajaya mengatakan bentuk komitmen ini harus dijalankan dengan melibatkan berbagai pihak baik dari segi pemerintah maupun di luar pemerintah harus bersama-sama berkomitmen mengambil langkah-langkah strategis, terukur, dan berkelanjutan untuk mencapainya.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.