Perayaan Hari Valentine, Pakar Keamanan Siber Soroti Bahaya Kencan Online  

0
591
https://pixabay.com/images/id-3984154/

 

Jakarta, Komite.id – Hari Valentine diperingati setiap tanggal 14 Februari sebagai Hari Kasih Sayang. Bagi banyak orang, hari tersebut menjadi hari yang menginspirasi untuk mencari sesorang yang spesial. Kegiatan mencari pasangan kencan ini nyatanya telah banyak dilakukan melalui aplikasi online. Maraknya popularitas aplikasi dating online ini, juga menyebabkan kerentanan terhadap ancaman penjahat dunia maya yang terus meningkat.

Mengutip ANTARA, perusahaan keamanan siber Kapersky dalam keterangan pers menyatakan terdapat lima ancaman siber yang perlu diwaspadai di Hari Valentine.

  1. Phishing

Pelaku kejahatan siber terkadang membuat sebuah situs palsu untuk memperdayai korban. Salah satu cara yang digunakan adalah membuat situs atau aplikasi kencan yang meniru platform kencan online yang populer. Para peneliti di Kaspersky mengamati pelaku kejahatan siber melakukan pergerakan pada Hari Valentine dengan tujuan scamming dan phishing melalui situs kencan palsu yag mereka buat. Hal tersebut berakibat terjadinya pencurian data berupa identitas korban atau penipuan yang berdampak kerugian secara finansial.

  1. Aplikasi palsu

Berdasarkan penemuan dari Kaspersky selama beberapa bulan terakhir, para pelaku kejahatan siber membuat aplikasi palsu dan peniruan dari beberapa platform kencan populer seperti Badoo, Tinder dan Bumble. Aplikasi palsu tersebut dipergunakan untuk penyebaran aktivitas yang berbahaya semisal adware hingga berakibat perangkat teknologi yang dimiliki oleh korban penuh dengan notifikasi. Tidak hanya itu, aplikasi palsu terkadang berisi pula Trojan Spies sehingga bisa memata-matai aktivitas online dari korban.

  1. Doxing

Doxing atau doxxing merupakan tindakan menyingkap data pribadi seseorang dan membagikannya kepada publik semisal melalui media sosial.  Jika menilik dari kasus kencan online, pengguna internet perlu  berhati-hati dan tidak membagikan sesuatu yang sifatnya terlalu personal agar tidak digunakan untuk hal seperti pemerasan atau melukai korban.

  1. Catfishing 

Catfishing adalah cara untuk memalsukan identitas dengan tujuan agar korban terpikat, hal ini biasanya terjadi di dalam relasi percintaan.  Pelaku catfishing umumnya menggunakan cara seperti mengunggah foto profil yang menarik di akun media sosialnya.  Bertujuan agar korban tidak menaruh curiga dan mau melakukan interaksi via online, termasuk di dalamnya korban bersedia ketika diminta untuk memberikan infomasi pribadi. Berdasarkan penemuan Kaspersky, catfishing dapat juga berupa email spam. Melalui cara tersebut terjadi penyebaran malware, pencurian informasi atau penipuan yang berujung korban memberikan sejumlah uang.  Perusahaan keamanan siber tersebut juga menaksir catfishing menghasilkan efek buruk untuk kesehatan mental korban.

  1. Stalkerware

Stalkerware merupakan perangkat lunak yang dipasang tanpa sepengetahuan pengguna di perangkat teknologinya dengan tujuan mengetahui keberadaan dan aktivitas korban. Pada tahun 2022, berdasarkan penemuan Kaspersky secara global sebanyak 29.312 orang terkena dampak dari penyalahgunaan digital stalkerware.

Kapersky memberikan saran supaya tidak terbuai dan jatuh ke dalam kejahatan siber ketika Hari Valentine antara lain pengguna intenet perlu memverifikasi informasi dari teman onlinenya  di media sosial. Serta, tidak lupa gunakan naluri ketika teman tersebut mulai bertingkah mencurigakan. Sebaiknya, tidak memberikan informasi secara berlebihan di dunia maya, khususnya informasi mengenai alamat dan detail tentang finansial.

Apabila akan bertemu dengan seseorang yang dikenal lewat daring, cari lokasi di ruang publik dan informasikan pertemuan tersebut ke keluarga atau teman. Selalu berhati-hati terhadap permintaan dari orang asing di internet seperti meminta bantuan berupa uang atau hal yang sifatnya tidak masuk akal.

 

 

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.