Inilah Strategi Kemenkes Ciptakan Layanan Kesehatan Masyarakat Lebih Luas 

0
998
Potret Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan Kemenkes RI Setiaji, S.T., MSi., dalam Websummit Satu Data Indonesia 2022, dengan tema ‘Building Holistic Integrated & Trusted Data’ Selasa (05/07/2022).

Kalau kita hanya mengandalkan dari satu sisi saja, semisal pembangunan infrastruktur rumah sakit itu butuh waktu yang cukup lama, apalagi ketersediaan dokter, sehingga kondisi ini menjadi sangat penting untuk mengedepankan teknologi informasi..

Jakarta, Komite.id – Dalam pengelolaan sistem informasi maupun teknologi digital, ada dua hal yang perlu diperhatikan yakni kondisi dan tantangan yang terjadi saat ini. Seperti yang diketahui, tantangan tersebut bukan hanya di Kementerian Kesehatan tetapi juga dari Kementerian lainnya. Yang mana kini data ada di mana-mana namun aksesnya masih terbilang sulit.

Sehingga yang dibutuhkan ialah penanganan dan upaya dari masing-masing instansi. “Tentu hal yang kita inginkan adalah kita bisa mengakses data secara rutin dan bukan dilakukan melalui survey,” ucap Setiaji saat menjadi Keynote di kegiatan Websummit Satu Data Indonesia 2022, Selasa (05/07).

Sebagai informasi, Saat ini Kementerian Kesehatan melihat banyak sekali aplikasi-aplikasi yang dikembangkan dengan jumlah lebih dari 400 dan belum terintegrasi. Hal ini pun nyatanya membebani para nakes untuk bisa mendapatkan layanan atau pun bisa memberikan layanan termasuk memberikan data dari pemasuk.

Salah satu strategi yang adaptif dalam merespon dan mencegah penyebaran COVID-19 Kementerian Kesehatan mengedepankan pemanfaatan data dan teknologi informasi. Dengan terbentuknya ekosistem teknologi pada saat penanganan pandemi COVID-19, PeduliLindungi menjadi sebuah Platform yang besar dan terintegrasi dengan berbagai macam layanan lainnya, bukan hanya dari layanan kesehatan tetapi juga layanan aplikasi non-kesehatan, seperti transportasi, e-money dan sebagainya.

Tidak adanya keseragaman metadata yang menyebabkan interoperabilitas data sulit dilakukan. Apalagi, saat ini standarisasi, referensi data juga belum terbangun dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi para pemangku kepentingan untuk dapat menstandarkan data termasuk mensiklusifikasi informasi, sistem dan layanan yang ada sehingga bisa memudahkan untuk mendapatkan data-data yang sangat beragam.

Menurut Setiaji, kapasitas kesehatan di Indonesia ini masih sangat terbatas. Di mana jumlah dokter menurut standar WHO seharusnya 1/1000 namun di Indonesia masih 0,4 yang mana masih kalah jauh dibandingkan negara-negara lain seperti Asia 20 maupun Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

Terbatasnya kapasitas tempat tidur di rumah sakit, menuntut banyak pihak untuk mengedepankan teknologi informasi. “Kalau kita hanya mengandalkan dari satu sisi saja, semisal pembangunan infrastruktur rumah sakit itu butuh waktu yang cukup lama, apalagi ketersediaan dokter. Sehingga kondisi ini menjadi sangat penting untuk mengedepankan teknologi informasi agar masyarakat bisa mendapatkan layanan yang lebih luas seperti bisa melakukan konsultasi dengan dokter walaupun tidak berada di perkotaan,” imbuhnya.

Penting untuk diketahui, aplikasi PeduliLindungi telah berkembang pesat, yang awalnya dirancang hanya untuk tracing digital, kemudian kita tambahkan fitur-fitur lain yaitu fitur screening, sehingga pada saat masyarakat melakukan perjalanan masuk ke tempat pelayanan publik itu bisa di screening masyarakat yang sehat atau bebas COVID-19.

Berdasarkan data statistik, PeduliLindungi ini memiliki jumlah yang besar mencapai 95 juta total pengguna, dan pada waktu itu sempat mencapai 8 juta rata-rata pengguna harian, dan sudah terhubung dengan ribuan lab maupun rumah sakit untuk menginformasikan hasil testing COVID-19 yang rata-rata jumlah per harinya 400 ribu an.

Dalam hal ini, dampak transformasi teknologi kesehatan dalam penanggulangan pandemi COVID-19 mulai dari penggunaan layanan PeduliLindungi, Harmonisasi Sertifikat Digital Vaksinasi COVID-19, Telemedicine ISOMAN, Farmaplus, SILACAK dan New ALL Record (NAR) merupakan sistem pencatatan laboratorium terintegrasi yang digunakan untuk mencatat hasil PCR dan Antigen.

Tak cukup sampai disitu, Kementerian Kesehatan juga menyediakan Dashboard Analisa Data COVID-19, seperti Data Asesmen Situasi COVID-19, Data Vaksinasi COVID-19, Data Monitoring Perjalanan dan Data Monitoring Mobilitas Masyarakat.

Kemudian, dalam mengembangkan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) di layanan kesehatan dengan mengedepankan simplifikasi, integrasi dan pengembangan ekosistem teknologi kesehatan yaitu mendorong untuk telemedicine bisa diperkuat dan menerapkan fitur teknologi ke depan yakni biotechnology.

Dikatakan oleh Staf Ahli Menteri, Setiaji bahwa Kementerian Kesehatan menyederhanakan aplikasi yang awalnya 400 menjadi kurang lebih 8 Cluster dengan menghubungkannya ke dalam Platform Indonesia Health Services (IHS). Platform ini akan menghubungkan seluruh ekosistem pelaku dalam industri kesehatan, seperti Rumah Sakit, Puskesmas dan sebagainya.

Tak hanya itu, IHS juga menyediakan spesifikasi dan mekanisme terstandar untuk proses bisnis, data, teknis dan keamanan. Yang paling penting dari IHS adalah National Medical Report sehingga ini menjadi identifier (pengenalan/pengidentifikasi) yang di dalamnya ada juga database Dukcapil yang digunakan untuk mengidentifikasi di masing-masing layanan kesehatan sehingga masyarakat bisa mengakses data-data kesehatan.

Perlu diketahui, PeduliLindingi akan berubah menjadi layanan kesehatan masyarakat dan Namanya tidak berubah dengan fitur-fitur lebih luas tidaknya COVID-19 tetapi juga layanan kesehatan yang lainnya (Citizen Health App). PeludiLindungi melakukan transformasi menjadi layanan kesehatan masyarakat secara umum dengan menggunakan platform yang sama.

Kendati demikian, dengan data-data yang terintegrasi dan standardisasi yang telah dipersiapkan sehingga data layanan kesehatan bisa menjadi Satu Data Kesehatan. Visualisasi data yang ditampilkan di dashboard berdasarkan prioritas dari use-case IHS.

“Diharapkan dengan integrasi ini, kita bisa memonitor masyarakat agar lebih sehat dan tentunya membangun Indonesia yang hebat. Semoga experience ini dapat menjadi inisiatif dan kementerian yang lain termasuk daerah untuk mengembangkan Satu Data Kesehatan dan mengembangkan Sistem Pelayanan Berbasis Elektronik yang terintegrasi dan dapat memberikan pelayanan yang prima di berbagai macam sektor,” tutupnya.

 

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.