Jadi Presidensi G20, Saatnya Indonesia Tumbuhkan Ekonomi Global

0
1800
Phot by : Pixabay.com

Dalam Forum G20, negara Merah Putih menjadi satu-satunya anggota ASEAN yang tergabung. Sehingga, ini merupakan kesempatan yang strategis dalam menumbuhkan kebijakan pemulihan ekonomi global.

JAKARTA, Komite.id – Dalam mewujudkan cita-cita menjadi negara maju, Indonesia ikut serta pada forum internasional yang mana dipilih menjadi Presidensi G20. Dipilihnya menjadi Presidensi G20, Indonesia optimistis dapat memperkuat kepemimpinan di mata dunia. Oleh karena itu, Indonesia akan mengupayakan kepentingan negara-negara berkembang dalam perhelatan tersebut. Faktanya, Forum internasional yang diselenggarakan di Bali ini akan diikuti oleh 20.000 an delegasi dari 20 negara yang merupakan anggota konferensi tingkat tinggi.

Selain Bali, nyatanya G20 juga digelar di Jakarta, Bogor, Bandung, Lombok, Surabaya, Sorong, Labuan Bajo, Danau Toba, Manado, Malang, serta wilayah lainnya dengan jumlah 19 kota. Dalam Forum G20, negara Merah Putih menjadi satu-satunya anggota ASEAN yang tergabung. Sehingga, ini merupakan kesempatan yang strategis dalam menumbuhkan kebijakan pemulihan ekonomi global. Sebelumnya, pada 2021 negara Italia yang dipilih menjadi Presidensi G20.

Hal ini, dikarenakan Indonesia dianggap memiliki peran penting dalam menempati peringkat 10 dalam daftar prioritas daya beli atau purchasing power parity di antara anggota G20. Terlebih, Indonesia dicanangkan akan menjadi kekuatan pasar baru dengan produk domestik bruto di atas US$1 triliun. Di tahun ini, Presidensi G20 akan membicarakan tentang isu utama mengenai arsitektur Kesehatan global, transisi energi berkelanjutan serta transformasi digital ekonomi. Sehingga Indonesia pun mengambil peran pada beberapa forum inisiatif, yakni Global Expenditure Support Fund (GESF).

Dimana forum tersebut merencanakan dukungan pada negara berkembang untuk mengamankan anggaran nasional dalam krisis likuiditas infrastruktur global. Tak hanya itu, sebagai negara pemilik Kawasan hutan terbesar ketiga ini turut berperan pada forum Connectivity Alliance (GICA). Yang mana forum ini dibentuk untuk mendukung aliansi negara-negara melalui kooperasi serta pertukarangan pemahaman.

Sebagai informasi, status presidensi nyatanya hanya terjadi satu kali setiap generasi atau 20 tahun sekali. Karenanya, momen ini harus dimanfaatkan dengan baik yang dapat membuka peluang besar diberbagai sektor agar Indonesia semakin tumbuh.

Selain itu, Indonesia juga akan berperan dalam forum Inclusive Digital Economy Accelerator atau IDEA HUB. Di dalam forum inilah dibentuk untuk menjadi perkumpulan para startup unicron di seluruh negara G20 supaya dapat bertukar pandangan. Bahkan, adanya pembentuk G20 pun menjadi forum yang dapat memberikan sejumlah dampak ekonomi, pertama Peningkatan Konsumsi, yang mana Kementerian Keuangan mencatat bahwa G20 akan meningkatkan konsumsi domestik sampai Rp. 1,7 triliun. Selanjutnya, Berkontribusi Pada PDB, dimana Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan adanya pertemuan G20 dapat mendorong peningkatan produk domestik bruto mencapai US$ 533 juta atau setara dengan Rp. 7,4 triliun.

Ketiga, Melibatkan UMKM. Selama rangkaian perhelatan G20 nyatanya akan menyertakan UMKM di beberapa sektor. Diprediksi pelaku UMKM yang akan terpengaruh pada forum ini hingga 33 ribu orang. Keempat, Pergerakan Wisatawan Mancanegara. Ditargetkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif gelaran G20 nyatanya akan mendorong pergerakan wisatawan mancanegara mencapai 1,8 juta hinigga 3,6 juta orang. Bahkan, G20 juga digadang-gadang dapat menciptakan lapangan pekerjaan sampai dengan sekitar 700 ribu pada sektor fashion, kuliner serta karya seni rupa.

Kelima, Investasi di sektor UMKM. Menurut Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, perhelatan G20 dapat mendorong investasi di sektor UMKM dalam negeri. Terakhir dampak ekonomi pada Presidensi G20 juga menimbulkan Kepercayaan Investor Global. Dimana, anggota G20 meliputi Amerika Serikat, Brazil, Turki, Rusia, Kanada, Meksiko, Argentina, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Afrika Selatan, Arab Saudi, Korea Selatan, China, Jepang, Australia, Indonesia, India dan Uni Eropa.

Kendati demikian, Presidensi G20 yang dilaksanakan di berbagai kota Indonesia pada 26 Januari hingga November 2022 juga memberikan dampak pada pembangunan sosial suatu negara serta sektor politik. Yang mana sebagai Presidensi G20, Indonesia dapat menunjukan keberhasilan struktural mengenai Undang Undang (UU) Cipta Kerja juga Sovereign Wealth Fund (SWF). Situasi tersebut diyakini dapat menciptakan kemitraan global yang saling menguntungkan. Bahkan, hal ini merupakan branding skala internasional menjadikan Indonesia sebagai negara central stage di dunia terutama, bagi para pelaku ekonomi. (red)