‘Cakap’ Aplikasi Online Pertama Belajar Bahasa Secara Interaktif

0
2596

Jakarta, Komite.id – Menguasai bahasa asing kini menjadi kebutuhan bagi setiap orang, terutama bagi mereka yang ingin mengembangkan karier dan pendidikan.

Padatnya aktivitas dan jarak ke tempat lembaga pelatihan bahasa yang tidak dekat membuat e-learning menjadi salah satu solusi yang tepat untuk masalah ini.

Melihat fenomena tersebut, Squline hadir sebagai pelopor pembelajaran online di Indonesia sejak 2014 lalu dengan menyediakan kursus bahasa Jepang, Mandarin, Inggris, dan Indonesia secara daring (online). Sehingga pengguna dapat mengakses pelajaran bahasa asing tanpa terikat waktu dan tempat. Ditambah sistem pengajaran didukung oleh pengajar profesional.

Lima tahun terakhir Squline mengalami pertumbuhan yang luar biasa dan menjadi platform pembelajaran bahasa terbesar di Indonesia dengan 100.000 lebih pengguna. Perusahaan startup pengembang aplikasi ​belajar online bahasa asing ini sendiri mengadopsi platform secara ​dua arah ​(two-way interaction), sehingga memutuskan untuk mengubah namanya menjadi Cakap.

“Cakap berarti kompeten atau terampil dalam bahasa Indonesia, sejalan dengan visi kami selama ini untuk meningkatkan daya saing SDM dengan cara memberikan pendidikan berkualitas tinggi yang mudah diakses, dapat diterima dan terjangkau untuk masyarakat Indonesia,” kata Tomy Yunus selaku ​founder sekaligus CEO Cakap dalam acara ​Grand Launching Cakap di Summarecon Mall Serpong, Tangerang.

Peluncuran aplikasi Cakap juga disambut positif oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. “Peran pemerintah adalah memfasilitasi mereka melalui jejaring untuk terhubung dengan mentor, program dan juga akses pada pendanaan. Di skala besarnya, pemerintah harus dapat mensinergikan inovasi-inovasi yang ada dengan para stakeholder di ekonomi digital,” kata Sonny Hendrawan selaku Kepala Seksi Perencanaan Kreativitas TIK, Direktorat Pemberdayaan Informatika Kominfo.

Dengan meningkatkan kecakapan digital para talenta muda melalui penggunaan teknologi, harapannya, dapat menjawab kebutuhan pendidikan di semua lini. Sehingga, membangun bangsa bisa di mana saja dengan banyak cara, salah satunya berdaya di dunia maya. (WS)