Ambisi Singapura Jadi hub CyberSecurity, IOT, Data Analytics & Smart Nation kawasan Asia

0
2821

Jakarta, KomIT – CommunicAsia 2017 pameran teknologi terbesar di Asia Pacific dibuka untuk kesekian kalinya dengan keynote dari Dr Yaacob Ibrahim Menteri Komunikasi dan informatika, Singapura di Marina Bay Sands (23/05/2017) dan Suntec, Singapore dengan tema “Working toward a digital vision for Singapore, with a world class infocomm media sector empowering other industries & improving people’s lives”. Tender Pemerintah Singapura juga diumumkan di CommunicAsia 2017 oleh Tan Kiat How, CEO IMDA (Infocom Media Development Authority) selaku regulator ICT sebesar $ 528 juta (sekitar Rp 6 triliun) dimana 22% untuk Data Analytics, Digital Citizen dan AI, 22% untuk Cyber security, 9% untuk Smart Nation disamping IT Infrastruktur, IOT dan lainnya. Indonesia seperti Ingris, Australia, Korea, Vietnam, Canada, Israel, China, Malaysia dan negara lain mempunyai paviliun negara masing masing di CommunicAsia.

CommunicAsia digelar bersamaan dengan BroadCast Asia, Satcomm, Enterprise IT, SmartCities, IOT & Big Data. Seperti tahun sebelumnya, pengunjung dari Indonesia tergolong yang terbesar, dimana hingga hari kedua (24/5) dikunjungi oleh 6,706 orang dan 3601 pengunjung dari luar Singapore atau 54%. Indonesia Negara archipelago terbesar dan urutan ke empat didunia yang meluncurkan satelit Palapa, namun terkejar oleh banyak Negara didunia dan hingga kini tidak memiliki industry manufacturing dan R&D satelit, berbeda dengan Singapura yang dimana Singapore Technology menjadi hub manufacturing satelit dan pameran Satcomm 2017 tergolong terbesar didunia mengundang pemain besar satelit dari China, AS, Rusia, Israel, UK dan lainnya.

Berikut cuplikan dari pidato kunci dari Yaacob yang dikutip oleh Rudi Rusdiah editor Komite.id. CommunicAsia 2017 dengan tema Connecting the future now ditujukan untuk kawasan Asia Pacific yang berkembang paling pesat menjadi pusat inovasi digital dunia, dimana bermukim lebih dari 50% Global Internet user menurut McKinsey. Kemajuan inovasi digital didunia sangat pesat dan Singapura harus dapat mengejar dan akselarasi Singapore digital transformasi untuk menyiapkan masyarakat Singapore dimasa mendatang dan mentransformasi industry digital yang kuat dan meningkatkan sinerji dengan semua stakeholder terkait. Singapura ambisi menjadi smart nation dengan sentra atau hub finansial, logistic dan informasi untuk kawasan Asean bahkan Asia pasifik, dengan populasi Asean 644 juta jiwa, namun pelanggan mobile sudah 854 juta subscriber dengan 306 juta media akitif pengguna dan Internet user 339.2 juta serta active mobile social user sebear 273 juta, dimana Indonesia sebagai Negara terbesar di Asean tentu harus juga memanfaatkan momentum geopolitik ini.

Salah satu visi Singapura digital adalah konektivitas broadband yang handal, reliable, fast dan secure dan upaya Singapore meningkatkan lebih banyak masyarakat online dengan menyediakan sarana dan prasarana konektivitas Wireless@SG bagi non SIM gadget seperti peningkatan PC, Laptop, Tablet semudah mungkin tanpa perlu memasukkan nama dan passwords.

IMDA sudah banyak melakukan investasi di SDM dan secara kreatif mencari oportunitas digital dengan meluncurkan TeSA (Tech Skills Accelerator) sejak March 2016 termasuk 110 skill future career dan lebih dari 10,000 profesional dibidang TIK fokus pada pengembangan Cybersecurity, Software Engineering dan Bisnis Analytics. Seperti di Indonesia, SME atau UKM (Usaha Kecil Menengah) memberikan 70% dari total lapangan kerja dan kontribusi lebih dari 50% GDP, dimana IMDA mendukung digital readiness dari SME dengan program “SMEs Go Digital”. SME di Digital Tech Hub kontribusi 50 digital solusi di sertifikasi (approved) by IMDA termasuk aplikasi seperti QR code untuk produk yang di ekspor ke Tiongkok, Cybersecurity, data analytics dan data protections.

Singapura fokus pada Artificial Intelligence (AI) dan Data Science (DS), dimana pada acara InnovFest, IMDA meluncurkan AI.SG dan Singapore Data Science Konsorsium dengan memberikan dana funding sebesar $ 150 juta untuk mendorong AI dan DS.

TESA bekerjasama dengan Bank DBS membangun profesional di Agile Developer Ops, Information Security, Data Analytics di sektor Fintech. Fokus yang lain adalah di area Internet of Things (IoT) dan infrastruktur komunikasi masa depan termasuk 5G mobile network dan sensor network.

Pameran CommunicAsia 2017 diselenggarakan oleh UBM,i London dan SES (Singapore Exhibition Services) lebih besar dibandingkan tahun lalu, diikuti oleh 1804 peserta pameran, 83% dari 62 negara diluar Singapura) dengan jumlah lahan 65,000 meter persegi. Pada 25-27 Oktober 2017 mendatang UBM dan PT Pamerindo Indonesia akan menyelenggarakan CommunicIndonesia 2017dan BroadCast Indonesia 2017 bersama Mastel (Masyarakat Telematika), APJII, ABDI di JIEXPO, Jakarta (rudi.rusdiah@gmail.com)