Jakarta, Komite.id – Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) secara resmi meresmikan Center for Quantum Security Ecosystem (CQSE) pada acara International Seminar bertajuk “Quantum Security for National Cyber Defense” yang digelar di Bogor. Acara ini menjadi momentum strategis dalam memperkuat ketahanan siber nasional menghadapi ancaman era komputasi kuantum.
Seminar ini dibuka langsung oleh Rektor Unhan RI, Letjen TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., Ph.D yang menegaskan pentingnya penguasaan teknologi kuantum untuk mempertahankan kedaulatan digital Indonesia. Menurutnya, “ancaman siber berbasis kuantum bukan spekulasi masa depan, tapi realitas yang perlu direspons sekarang juga.”
Kolaborasi Akademisi, Pemerintah, dan Industri
Acara ini menghadirkan narasumber dari tiga pilar utama pengembangan teknologi kuantum:
- Okyeon Yi(Kookmin University, Korea Selatan) menjelaskan ancaman algoritma kuantum terhadap sistem kriptografi lama seperti RSA dan ECC, serta pentingnya Quantum Key Distribution (QKD) dan Post-Quantum Cryptography (PQC).
- Junghyun “Francis” Baik(EYL Inc.) memaparkan bagaimana Korea Selatan membangun ekosistem industri komunikasi kuantum melalui kemitraan lintas sektor dan pendekatan nasional.
- Marsma TNI Prof. Rudy A.G. Gultom(Universitas Nurtanio Bandung) menyoroti pentingnya integrasi riset, kebijakan, dan industri untuk mendorong hilirisasi teknologi keamanan kuantum dalam negeri.
Dr. Rudi Rusdiah, Ketum ABDI berdiskusi dengan narasumber Mr Junghyun Baik CFO EYL Korea terkait perkembangan Quantum Computing (QC) di dunia yang masih belum mature, karena error ratenya masihg tinggi 1%-5%, sehingga dibutuhkan error correction dengan banyak physical/logical Qubit dan Stokastik output yang perlu di normalisasi, sehingga QC belum siap untuk saat ini menghasilkan output yang pasti dan exact, seperti halnya memanfaatkan High Performance Computing seperti GPU. Misalnya perkembangan QC di AS, Tiongkok yang menjadi pelopor, diikuti oleh Eropa, Korea Selatan, Jepang, Singapore, Malaysia & Taiwan, masih memperkirakan QC baru bisa matang dan menghasilkan ouput yang eksak kira kira 5-10 tahun mendatang. Itulah sebabnya yang sekarang di dorong oleh Korea pada Seminar International tentang Quantum di Universitas Pertahanan lebih fokus pada teori Mekanika Quantum Fisik, yang dimanfaatkan untuk mengembangkan Teknologi Quantum Security untuk kriptografi, seperti QKD (Quantum Key Distribution) dan QRNG (Quantum Random Number Generation).
Peta Jalan Nasional Quantum Security 2025–2030
Dalam forum ini, Unhan RI juga mengumumkan agenda strategis pembangunan sistem keamanan kuantum nasional, meliputi:
- 2025–2027:Pembentukan pusat riset bersama BRIN, BSSN, dan TNI; pembangunan testbed Quantum VPN untuk komunikasi pemerintah dan militer.
- 2027–2030:Implementasi standar PQC dan QKD di jaringan strategis nasional serta pembentukan pusat operasional Quantum Security Operation Center (Q-SOC).
Dukungan Lembaga dan Mitra Internasional
Kegiatan ini didukung penuh oleh berbagai lembaga strategis, termasuk BSSN, BRIN, Universitas Nurtanio Bandung, Pemerintah Korea Selatan, Kookmin University, EYL Inc., dan Axgate. Peserta seminar terdiri dari perwakilan Kementerian Pertahanan, Kominfo, BIN, BAIS, Telkom, PERURI, akademisi, serta pelaku industri pertahanan dan keamanan siber.
“Keamanan kuantum bukan semata soal teknologi, melainkan menyangkut kedaulatan dan kepercayaan publik. Kita perlu kolaborasi lintas sektor dan lintas negara untuk menjawab tantangan global ini,” ujar Marsma Rudy Gultom.
Menuju Indonesia Berdaulat Digital
Dengan berdirinya CQSE, Unhan RI mempertegas komitmennya untuk menjadi pusat unggulan keamanan siber kuantum di Asia Tenggara. Diharapkan, langkah ini mendorong kolaborasi jangka panjang dalam riset, pertukaran teknologi, dan pengembangan SDM pertahanan berbasis quantum.
“Hari ini, 5 Mei 2025 pukul 08.55 WIB, Center for Quantum Security Ecosystem di Unhan RI dinyatakan resmi. Ini adalah langkah awal menuju Indonesia yang berdaulat di dunia siber kuantum,” tegas Rektor Unhan RI.
Indonesia telah memiliki National IT Frameworks (NITF) oleh Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI 2000) dan juga Strategi AI Nasional oleh Menristek, dan kini Komdigi tengah menyusun Road Map AI Nasional. Negara tetangga seperti Singapura sudah banyak memiliki kegiatan terkait National Super Computer Center (NSCC) yang salah satunya fokus pada pengembangan Quantum Computing dan telah menghasilkan ratusan PhD dan grant, diantaranya MAS (Monetary Authority Singapore) yang memberikan grant terkait pemanfaatan Quantum dalam kriptografi di dunia Finansial. Selain itu, MIMO Malaysia tengah membangun Quantum Intelligent Center & Quantum Valley serta memberikan grant MSC untuk menarik R&D Quantum dari luar negeri. Untuk mengejar ketertinggalan dari negara tetangga, Indonesia memang membutuhkan inisiatif dari Presiden terkait National Quantum Strategy dan Road Map serta Budgetware atau grant agar bisa take off mulai sekarang.