China Federation of Industrial Economics, Xinhua Net, Kantor Berita Pemerintah Tiongkok, dan China Unicom(BUMN Telekomunikasi) menyelenggarakan 2025 Global Industrial Internet Conference (GIIC) dengan tema “Intelligent Manufacturing for New Quality & Digitalization for New Frontiers”. Konferensi ini berfokus pada strategi, industri, dan teknologi, termasuk isu-isu teknologi global utama seperti kecerdasan buatan (AI), sektor-sektor kritis, dan industri besar.
Asosiasi Big Data & AI (ABDI) bersama Indonesian Technology & Innovation (INTI) akan menyelenggarakan NextGen AI Summit & Expo 2025 pada 28 dan 30 Oktober 2025 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta. Acara berskala nasional ini menjadi forum penting untuk memperkuat ekosistem kecerdasan buatan (AI) di Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
Mengusung tema:
“AI Infrastructure & Governance, Data Protection, Cyber Security, Data Integrity (SDI), Government Tech (GovTechAI) Towards Golden Indonesia 2045”, konferensi ini menghadirkan para tokoh pemerintah, pemimpin industri, pakar teknologi, hingga akademisi untuk membahas arah kebijakan, infrastruktur, serta inovasi strategis dalam pengembangan AI nasional.
Acara ini dibuka di sebuah museum industri di Kota Shenyang, kemudian dilanjutkan di auditorium Hotel Hyatt Shenyang, ibu kota Provinsi Liaoning, Tiongkok. Liaoning sendiri merupakan provinsi industri penting di Tiongkok, terletak di kawasan timur laut yang berbatasan langsung dengan Korea Utara dan Rusia.
Konferensi ini menyoroti kesuksesan industri Tiongkok dalam memanfaatkan internet, otomatisasi robotik, serta peningkatan kualitas (quality control), sehingga menjadikan Tiongkok sebagai salah satu kekuatan industri terbesar di dunia—bahkan melampaui Amerika Serikat dalam banyak sektor. Kondisi inilah yang kemudian mendorong mantan Presiden AS Donald Trump untuk memberlakukan tarif tinggi bagi produk ekspor dari berbagai negara ke AS, demi mengurangi defisit perdagangan dan beban APBN Amerika.
GIIC 2025 dihadiri oleh pejabat tinggi dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok, pimpinan Xinhua News Agency di Beijing, serta pejabat pemerintah Kota Shenyang dan Provinsi Liaoning. Konferensi ini menegaskan bahwa industrial internet merupakan infrastruktur penting bagi tren industrialisasi masa depan, sekaligus pendorong utama dalam pengembangan produk berkualitas tinggi. Presiden Xi Jinping sendiri menekankan pentingnya pengembangan industrial internet sebagai bagian dari strategi inovasi, pembangunan ekonomi digital, serta peningkatan daya saing global.Kota Shenyang memiliki peran penting dalam industri, khususnya sektor pertahanan. Hal ini tercermin dalam parade militer Victory Day di Beijing (3 September) yang turut dihadiri Presiden RI Prabowo Subianto bersama Presiden Xi Jinping.
Sejak 2019, Provinsi Liaoning telah menjadi tuan rumah Global Industrial Internet Conference. Pada penyelenggaraan pertama, Presiden Xi menyampaikan apresiasi tinggi serta dorongan untuk meningkatkan inovasi dan pengembangan industrial internet. Kini, pada 2025, konferensi tersebut telah berlangsung selama enam tahun berturut-turut dan menjadi platform pertukaran intelektual internasional yang memberi inspirasi, meningkatkan kolaborasi, serta memperkuat kerja sama antarnegara di bidang industrial internet.
GIIC 2025 mengundang hampir seluruh pimpinan asosiasi dan perusahaan dari 30 negara, mayoritas anggota BRICS, untuk mendorong kerja sama pengembangan industri global bersama Tiongkok. Di tengah dinamika geopolitik dan perang tarif yang dipicu oleh kebijakan proteksionis AS, Tiongkok tetap menunjukkan posisinya sebagai pusat industri kelas dunia.
Indonesia sendiri masih sangat bergantung pada sektor sumber daya alam (SDA) untuk pertumbuhan PDB. Namun, dengan lemahnya sektor industri dan manufaktur—serta kendala kompetisi akibat demo, kebijakan pajak tinggi, dan produktivitas yang relatif rendah dibandingkan Vietnam, Thailand, dan Malaysia—Indonesia perlu berkolaborasi lebih erat dengan Tiongkok.
Dalam kesempatan ini, ABDI (Asosiasi Big Data & AI) menyampaikan terima kasih kepada Xinhua News Agency dan Pemerintah Provinsi Liaoning atas undangan untuk menghadiri GIIC 2025. ABDI berharap konferensi ini dapat membuka peluang kolaborasi antara Pemerintah Indonesia dan Tiongkok untuk memperkuat pengembangan industri nasional. Dengan status Indonesia sebagai negara berpopulasi terbesar keempat di dunia, pasar internet terbesar di Asia Tenggara, serta eksportir utama nikel, timah, emas, aluminium, dan tembaga, kerja sama dengan Tiongkok di sektor industrial internet dan manufaktur diyakini akan menghasilkan dampak signifikan dalam peta geopolitik dan ekonomi global.
Selain itu, Liaoning juga memiliki sejarah panjang. Shenyang sebagai ibu kota provinsi ini merupakan lokasi Istana Kekaisaran Dinasti Qing, yang menjadi pusat pemerintahan sebelum akhirnya kekaisaran pindah ke Forbidden City di Beijing pada tahun 1644, menggantikan Dinasti Ming.