Universitas Pertahanan Membangun Ketahanan Siber Nasional Dengan Sistem Quantum Cryptography

0
74

Jakarta, Komite.id – Menghadapi tantangan dan ancaman perang siber di era digital, Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) menghadirkan sistem teknologi quantum. Dengan sistem ini, diharapkan bis lebih memperkuat ketahanan siber nasional.

“Ancaman siber berbasis kuantum bukan spekulasi masa depan, tapi realitas yang perlu direspons sekarang juga,” kata Rektor Unhan Letjen TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., Ph.D, saat membuka seminar internasional bertajuk “Quantum Security for National Cyber Defense” di Kampus Unhan, Sentul, Bogor, Jawa Barat (5/5).

Dalam acara ini sekaligus diresmikan Center for Quantum Security Ecosystem (CQSE). Jonni menekankan, pentingnya penguasaan teknologi kuantum untuk mempertahankan kedaulatan digital Indonesia. CQSE merupakan hasil kolaborasi Akademisi, Pemerintah, dan Industri.

Pihak Unhan menghadirkan narasumber ahli, baik dari dalam maupun luar negeri. Ada Prof. Okyeon Yi (Kookmin University, Korea Selatan), mengupas  ancaman algoritma kuantum terhadap sistem kriptografi lama seperti RSA dan ECC, serta pentingnya Quantum Key Distribution (QKD) dan Post-Quantum Cryptography (PQC).

Dr. Rudi Rusdiah, Ketum ABDI berdiskusi dengan narasumber Mr Junghyun Baik CFO EYL Korea terkait perkembangan Quantum Computing (QC) di dunia yang masih belum mature, karena error ratenya masihg tinggi 1%-5%, sehingga dibutuhkan error correction dengan banyak physical/logical Qubit dan Stokastik output yang perlu di normalisasi, sehingga QC belum siap untuk saat ini menghasilkan output yang pasti dan exact, seperti halnya memanfaatkan High Performance Computing seperti GPU. Misalnya perkembangan QC di AS, Tiongkok yang menjadi pelopor, diikuti oleh Eropa, Korea Selatan, Jepang, Singapore, Malaysia & Taiwan, masih memperkirakan QC baru bisa matang dan menghasilkan ouput yang eksak kira kira 5-10 tahun mendatang. Itulah sebabnya yang sekarang di dorong oleh Korea pada Seminar International tentang Quantum di Universitas Pertahanan lebih fokus pada teori Mekanika Quantum Fisik, yang dimanfaatkan untuk mengembangkan Teknologi Quantum Security untuk kriptografi, seperti QKD (Quantum Key Distribution) dan QRNG (Quantum Random Number Generation).

Lalu Junghyun “Francis” Baik (EYL Inc.), memaparkan pengalaman Korea Selatan membangun ekosistem industri komunikasi kuantum melalui kemitraan lintas sektor dan pendekatan nasional.

Dari dalam negeri, Marsma TNI Prof. Rudy A.G. Gultom (Universitas Nurtanio Bandung), menyoroti pentingnya integrasi riset, kebijakan, dan industri untuk mendorong hilirisasi teknologi keamanan kuantum dalam negeri.

Unhan juga mengumumkan agenda strategis pembangunan sistem keamanan kuantum nasional. Tahapannya, pada 2025–2027 akan dibentuk  pusat riset bersama BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara), dan TNI (Tentara Nasional Indonesia) serta pembangunan testbedQuantum VPN untuk komunikasi pemerintah dan militer.

Berikutnya, 2027–2030, mulai penerapan standar PQC dan QKD di jaringan strategis nasional serta pembentukan pusat operasional Quantum Security Operation Center (Q-SOC).

“Keamanan kuantum bukan semata soal teknologi. Melainkan menyangkut kedaulatan dan kepercayaan publik. Kita perlu kolaborasi lintas sektor dan lintas negara untuk menjawab tantangan global ini,” jelas Marsma Rudy Gultom dalam ulasannya.

Melalui seminar ini, Unhan bertekad ingin wujudkan Indonesia sebagai pusat unggulan keamanan siber kuantum di Asia Tenggara.

Indonesia memiliki National IT Frameworks (NITF) oleh Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI 2000) dan juga National AI Strategy oleh Menristek, dan kini Komdigi sedang mengembangkan National AI Road Map. Negara tetangga RI seperti Singapura sudah memiliki banyak kegiatan terkait National Super Computer Center (NSCC), salah satu fokus mengembangkan Quantum Computing dan sudah menghasilkan ratusan PhD dan grants, termasuk MAS (Monetary Authority Singapore) yang memberikan grant terkait pemanfaatan Quantum di kriptografi didunia Finansial. Juga MIMO Malaysia membangun Quantum Intelligent Center & Quantum Valley serta memberikan MSC grant untuk menarik  R&D Quantum dari luar negeri. Untuk mengejar ketinggalan dari negara tetangganya,  Indonesia memang perlu suatu inisiatif dari Presiden terkait National Quantum Strategi dan RoadMap serta Budgetware atau grant agar bisa tinggal landas mulai sekarang juga.