Kemkominfo Gandeng Cisco Perkuat Keamanan Siber RI

0
1505
Dokumen dari Komite.id

“Cybersecurity jadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sehingga bisa mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air,”

Jakarta, Komite.id – Era digitalisasi menyebabkan pemerintah beserta seluruh pelaku industri membangun dan memperkuat keamanan teknologi digital. Berkembang pesatnya teknologi, rupayanya tak hanya memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia tetapi juga menimbulkan dampak negatif. Dengan penggunaan ruang digital yang semakin meningkat, maka kejahatan siber pun akan meningkat dan kini menciptakan keamanan siber pun menjadi sangat penting.

Selama enam tahun berturut-turut, keamanan siber terus menjadi bidang yang paling diminati di semua bidang TI. Organisasi di mana pun sedang membangun tim keamanan yang tangguh untuk mengatasi ancaman dunia maya yang semakin canggih di tengah kemajuan teknologi seperti penyebaran infrastruktur cloud dan kebutuhan bisnis yang berkembang, seperti kebutuhan untuk menyediakan konektivitas jaringan yang aman untuk tenaga kerja jarak jauh.

Dalam rangka mengurangi risiko terjadinya kejahatan siber, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerjasama dengan Cisco (Commecial and Industrial Security Corporation) sebagai perusahaan teknologi global di Amerika Serikat untuk meningkatkan keamanan teknologi digital di Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Infomatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengungkapkan bahwa Cisco memiliki teknologi yang diperlukan. Keduanya juga bersama-sama akan merumuskan pilihan teknologi yang paling tepat, sehingga jangan sampai nanti ruang digital itu kotor.

“Pilihan teknologi dan komitmen dunia usaha yang seperti ini perlu kita sambut dengan baik dalam rangka kolaborasi, sehingga bisa menghasilkan pilihan teknologi yang tepat untuk Indonesia,” ungkap Menteri Johnny, dalam keterangan resminya di World Economic Forum Annual Meeting, Davos, Swiss, yang dikutip Jumat (27/05).

Menurut Menteri Kominfo, perlindungan data memiliki cakupan yang luas, tidak hanya data pribadi, tetapi ada data geospasial atau data-data strategis lainnya. Apalagi, sambung dia, di Indonesia banyak sekali ilegal fintech, kebocoran-kebocoran data, hingga hoaks, sehingga perlindungan siber khususnya teknologi keamanan siber atau cybersecurity untuk menjaga ruang digital tetap bersih sangat diperlukan.

Cybersecurity jadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sehingga bisa mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air,” tutur Menteri Johnny.

Selain tata kelola dan manajemen dalam mengatasi cybersecurity, lanjut Menteri Kominfo, Indonesia juga harus mempunyai talenta digital yang memadai sehingga diharapkan dapat menangani ekosistem teknologi secara lebih tepat.

Pelu diketahui, Cisco didirikan pada tahun 1984 oleh dua ilmuwan komputer dari Universitas Stanford yang mencari cara lebih mudah untuk menghubungkan berbagai jenis sistem komputer.

Cisco Systems mengirimkan produk pertamanya pada tahun 1986 dan sekarang menjadi perusahaan multi-nasional, dengan lebih dari 35.000 karyawan di lebih dari 115 negara. Saat ini, solusi Cisco adalah fondasi jaringan untuk penyedia layanan, bisnis kecil menengah, dan pelanggan perusahaan yang mencakup perusahaan, lembaga pemerintah, utilitas, dan lembaga pendidikan.

Solusi jaringan perusahaan global ini menghubungkan orang, perangkat komputasi dan jaringan komputer, memungkinkan orang untuk mengakses atau mentransfer informasi tanpa memperhatikan perbedaan waktu, tempat atau jenis sistem komputer.

Sebagai perusahaan teknologi yang terkemuka, Cisco menyediakan layanan dan produk bagi perusahaan yang dapat meningkatkan dan memperbarui keamanan, skalabilitas, otomatisasi, dan komitmen pelanggan mereka. Cisco telah memberikan keahlian dan wawasan kepada perusahaan di seluruh siklus hidup teknologi mereka.

Sebagai informasi, World Economic Forum Annual Meeting merupakan konferensi tingkat tinggi yang dihadiri oleh beberapa kepala negara, pimpinan perusahaan global, pemimpin organisasi politik, penemu-penemu di bidang sains dan kebudayaan dari 90 negara.

Dalam kunjungannya ke Davos, Swiss Menkominfo Johnny G. Plate sebelumnya telah melakukan beberapa pertemuan bilateral diantaranya dengan President Google Asia Pacific Scott Beaumont, President Qualcomm Alex Roger, President Traveloka Caesar Indra dan Vice President Sisco Jonathan Davidson.